Contoh Laporan Nekropsi Non Unggas



LAPORAN NEKROPSI ANJING

No Protokol     : P/69/13
Hari/Tanggal   : Selasa/ 23 April 2013

Anamnese : -

Signalement
Jenis Hewan               : Anjing chi wa-wa
Jenis Kelamin/jumlah  : Betina
Umur                           : 2,5 tahun
Pemilik                                    : -
Tanggal nekropsi        : 23 April 2013

Tabel 1. Pemeriksaan patologi anatomi
Organ
Epikrise
Diagnosa PA
Keadaan Umum Luar
Kulit dan rambut


Rambut di sekitar anus bersih



     Mata dan konjunctiva
Mukosa Mulut
Anemis
Anemis

Subkutis
Perlemakan
Otot
Kel. ludah
Lapisan dalam kulit

Tebal
Tidak ada kelainan
Tidak ada kelainan
permukaan dalam kering





Kelenjar Pertahanan
        Ln.mandibularis
        Ln.retropharingealis
        Ln.prescapularis
Ln.axillaris
        Ln.femoralis
        Ln.poplitea

Tidak ada kelainan
Tidak ada kelainan
Tidak ada kelainan
Tidak ada kelainan
Tidak ada kelainan
Tidak ada kelainan

Rongga Abdomen
Situs viscerum


Tidak ada perubahan

Rongga Thoraks
Situs viscerum
Tekanan negatif

Tidak ada perubahan
Masih ada

Sistem Respirasi
Faring
Laring
Trachea
Bronkhus
Paru-paru









Tidak ada kelainan
Tidak ada kelainan
Ada darah dan busa
Ada darah dan busa
Warna tidak homogen, pada saat disayat keluar darah,
Terdapat bercak merah muda,
Uji apung pada semua lobus terapung

-
-
Hemoragi
Edema Pulmonum

Kongesti,



Emfisema pulmonum

Sistem pencernaan
Rongga mulut
Lidah
Esophagus
Lambung

Usus

Ln.mesenterica
Pankreas
Hati

Tidak ada kelainan
Tidak ada kelainan
Tidak ada kelainan
Eksudat kataral, adanya bercak darah
Eksudat kataral, ada striae
Tidak ada kelainan
Ada darah
Warna tidak homogen,
Konsistensi kenyal bengkak, ada cairan darah, ada bercak-bercak putih

-
-
-
Gastritis kataralis et hemoragi
Enteritis kataralis et hemoragi
Nekrosa
Pankreatitis hemoragi
Kongesti
Degenerasi
Sistem Limforetikuler
Timus
Limpa

Tidak ada kelainan
Tidak ada kelainan

-
-
Sistem Sirkulasi
Jantung



      
        Pembuluh darah

Terdapat double apex
Musculi papillaris menonjol,ada nodul pada katup,degenerasi

Tidak ada kelainan

Dilatasi ventrikel kanan,
Endocarditis nodularis valvularis
Cardiomyopathi
Hipertrofi ventrikel kiri,
-
Sistem Urogenital
Ginjal


Ureter
Vesika Urinaria
Uretra

Ada bercak putih pada permukaan ginjal

Tidak ada kelainan
Tidak ada kelainan
Tidak ada kelainan


Nefritis Interstitialis kronis
-
-
-
Sistem Lokomosi
Persendian kaki
Otot
Pertulangan

Tidak ada kelainan
Tidak ada kelainan
Tidak ada kelainan

-
-
-
Sistem Saraf Pusat
Otak

Otak mencair

Otolisis

Diagnosa                    : Hipertropi ventrikel kiri, dilatasi ventrikel kanan, endocarditis    nodularis valvularis, double apex
Diagnosa banding    : Edema Pulmonum, gastroenteritis kataralis et hemoragi
Atria mortis               : Jantung
Causa mortis             : Gagal jantung

PEMBAHASAN
Berdasarkan pemeriksaan keadaan luar pada anjing ras Chi wa-wa, pada kulit tidak ditemukan adanya kelainan. Selain itu, tidak ditemukan adanya discharge atau lendir yang keluar dari hidung. Mukosa mulut dan konjunctiva mata terlihat anemis. Pemeriksaan lapisan dalam kulit menunjukkan bagian tersebut cenderung kering. Mukosa pada anus dan rambut di sekitar anus terlihat bersih.
Pemeriksaan situs viscerum pada rongga abdomen dan rongga thoraks menunjukkan tidak ada perubahan. Tekanan negatif pada rongga thoraks masih ada. Pemeriksaan pada beberapa kelenjar pertahanan tidak menunjukkan adanya kelainan patologis, baik dari warna, konsistensi, maupun ukuran.
Pada pemeriksaan saluran respirasi, ditemukan adanya busa pada percabangan trakhea, bronkus hingga ke bronkiolus. Paru-paru berwarna tidak homogen, ada bagian yang berwarna merah dan merah muda serta masih terdapat krepitasi. Saat dilakukan uji apung semua bagian paru-paru mengapung. Kondisi tersebut dimungkinkan karena terjadi edema pulmonum. Edema pada bronkus dan trakea ditandai dengan terdapatnya cairan berbentuk busa. Cairan busa terbentuk dari campuran cairan edema dengan udara yang masuk ke dalam paru-paru (McGavin dan Zachary 2007). Edema pulmonari dapat diklasifikasikan menjadi dua tipe yaitu edema akibat kardiogenik (hidrostatik/hemodinamik) dan nonkardiogenik (permeabelitas) (Carlton dan McGavin 1995; McGavin dan Zachary 2007). Pada kejadian anjing ini, edema terjadi karena kardigenik. Dimana edema terjadi karena ada hubungannya dengan kerja jantung yang melemah. Menurut Carlton dan McGavin 1995,  Mekanisme terjadinya edema pulmonum kardiogenik karena  aliran sirkulasi darah ke jantung yang tidak lancar karena mengalami gangguan, seperti adanya degenerasi pada otot-otot jantung. Degenerasi otot jantung menyebabkan kerja jantung tidak maksimal untuk memompakan darah, sehingga masih ada sisa darah di ventrikel kiri yang menghambat masuknya darah ke paru-paru serta terjadi kongesti pada vena pulmonalis. Kongesti dapat meningkatkan tekanan hidrostatik intravaskular sehingga menimbulkan perembesan cairan plasma darah keluar ke dalam ruang interstitium dan terjadi ascites.
Pengamatan pada organ jantung meliputi pericardium dan jantung.  Pada pemeriksaan perikardium jantung masih terlihat terang tembus dengan sedikit perlemakan. Pada inspeksi organ jantung masih terlihat homogen dan terdapat double apex. Pada saat dilakukan insisi pada  pada ventrikel kiri terlihat hipertropi sedangkan pada ventrikel kanan mengalami dilatasi. Hipertropi ventrikel kiri pada jantung ini ditandai dengan penyempitan lumen ventrikel jantung karena penebalan dinding karena M.papillaris yang menonjol dan M.trabekula cordis yang celahnya dalam. Pada hipertrofi jantung terjadi penambahan jaringan otot jantung, hal ini disebabkan karena miokardium menyesuaikan diri pada penambahan kerja jantung dalam memenuhi kebutuhan darah seluruh tubuh (Ressang 1984). Hipertrofi jantung dapat disebabkan oleh kompensasi (kerja jantung yang berlebihan) dan dekompensasi (ditemukan pada anjing yang mengalami nefritis menahun). Selanjutnya kompensasi dari kerja jantung yang berlebihan dapat menyebabkan terjadinya kelainan pada bagian endocardium dan katup jantung yaitu berupa endocarditis nodularis valvularis (Tilley 1997).
Dilatasi ventrikel kanan ditandai dengan otot jantung sebelah kanan yang cenderung lebih tipis, M.papillaris yang memipih dan M.trabekula cordis yang celahnya dangkal. Dilatasi ventrikel kanan dapat disebabkan oleh kemampuan fisik yang berlebihan, miodegenerasi, fibrosis jantung atau gangguan aliran darah koroner. Pada anjing ini dilatasi ventrikel kanan disebabkan karena adanya hambatan darah dari ventrikel kanan yang akan masuk ke paru-paru melalui arteri pulmonalis. Hal ini dapat diduga karena adanya edema pulmonum, pneumonia alveolaris sehingga darah sulit masuk ke dalam paru-paru. Saat dilakukan insisi ventrikel jantung ditemukan chicken fat clot . Hal ini menunjukkan pada saat hidup hewan mengalami hiperleukosit  akibat adanya peradangan di sejumlah organ. Organ yang mengalami peradangan terdiri splenitis. Kondisi hiperleukositosis umunya disebabkan oleh adanya infeksi agen. Dilatasi jantung kanan sering terjadi pada kadaver yang telah lama tersimpan. Selain itu, dilatasi ventrikel kanan juga dapat terjadi akibat hipertensi arteri pulmonal (Hamsafir 2010).
Pemeriksaan sistem pencernaan tidak menunjukkan adanya kelainan pada rongga mulut, lidah, esophagus, kelenjar pankreas, dan ln.mesenterica. Sedangkan pada lambung dan usus terdapat eksudat kataral, yang disertai hemoragi pada lambung dan usus yang menandakan terjadinya gastroenteritis kataralis et hemoragika. Radang kataral ditandai dengan pembentukan mukus yang berlebihan.
Pemeriksaan sistem limforetikuler dilakukan terhadap limfonodus dan organ limpa. Tidak ditemukan lesio pada limfonodus mandibularis, retropharingealis, praescapularis, axillaris, dan poplitea. Tidak ditemukan lesio pada limpa terlihat dari warnanya masih merah dan kapsulanya masih terlihat keriput.  Sedangkan pada uji usap tidak ada darah, pulpa merah dan pulpa putih yang menempel pada pisau. Sementara pemeriksaan pada ductus colleidocus tidak menunjukkan adanya obstruksi atau penyumbatan.
Sistem urogenital secara umum tidak menunjukkan adanya kelainan, kecuali pada bagian ginjal. Ginjal memiliki korteks yang lebih merah berbanding medula ginjal. Temuan patologis pada ginjal yaitu ditemukannya bintik-bintik putih pada permukaan ginjal. Hal ini mengindikasikan terjadinya nefritis interstitial kronik.
KESIMPULAN
Anjing mengalami kematian akibat gagal jantung. Hal tersebut diduga disebabkan oleh jantung yang mengalami dilatasi ventrikel kanan dan hipertrofi vebtrikel kiri sehingga terlihat memiliki double apeks. Akibatnya terjadi kongesti di hati, paru-paru, pankreas dan organ-organ lainnya. Keadaan tersebut diperparah oleh gastroenteritis kataralis et hemoragika pada saluran pencernaan akibat infestasi cacing nematode dan ascites pada rongga abdomen.

DAFTAR PUSTAKA
Carlton WW dan McGavin MD. 1995. Thomson’s Special Veterinary Pathology. Ed ke-2. USA: Mosby.

Hamsafir E. 2010. Diagnosis dan penatalaksanaan pada kor pulmonal kronik. [terhubung berkala]. http://www.infokedokteran.com [24 Oktober 2012].

McGavin MD dan Zachary JF. 2007. Pathology Basis of Veterinary Disease. Ed ke-4. USA: Mosby Elsevier.

Ressang AA. 1984. Patologi  Khusus Veteriner. Denpasar: Bali Cattle Disease Investigation Unit.

Tilley LP. 1997. The five minute veterinary consult canine and feline. USA: Willkins A Wavsely Company.

Comments

Popular Posts