Kastrasi Kuda


Definisi
            Kastrasi atau orchiectomi adalah tindakan bedah yang dilakukan pada testis, berupa pengambilan atau pemotongan testis dari tubuh. Hal ini umumnya dilakukan untuk sterilisasi (mengontrol populasi), penggemukan hewan, mengurangi sifat agresif, serta salah satu pilihan terapi dalam menangani kasus-kasus patologi pada testis atau scrotum. Kasus-kasus yang sering ditemukan antara lain pada testis atau scrotum antara lain: oedema scrotalis, tumor scrotalis, orchitis (peradangan pada testis), tumor testis (sertoli cell tumor), monorchyde, cryptorchyde, dermatitis scrotalis (exzeem scrotalis).
            Menurut Cable (2011) kastrasi dapat dilakukan disemua umur, namun lebih baik dilakukan di bawah umur 1 tahun. Umumnya kuda jantan  ini di kastrasi pada umur 1 dan 2 tahun untuk mencegah berkembangnya karasteristik kelamin sekunder. Pada hewan yang muda kastrasi dilakukan dengan maksud mengurangi sifat agresif dan menggemukkan hewan, sedangkan pada hewan tua kastrasi cenderung dilakukan pada kasus-kasus yang berkaitan dengan senilitas pada testis.

Jenis Kastrasi
 Dikenal dua metode kastrasi pada hewan yakni kastrasi terbuka dan tertutup. Kastrasi metode tertutup ialah kastrasi dengan melakukan sayatan hanya sampai pada tunika dartos, sehingga testis masih terbungkus oleh tunika vaginalis communis. Pengikatan dan penyayatan dilakukan pada funniculus spermaticus. Sedangkan pada metode terbuka, sayatan dilakukan sampai tunika vaginalis communis, sehingga testis dan epididimis tidak lagi terbungkus. Pengikatan dan penyayatan dilakukan langsung terhadap ductus deferens, saraf, dan pembuluh darah. Oleh karena itu, metode ini lebih baik dalam meminimalisasi resiko terjadinya perdarahan.
Pada kesempatan kali ini, operasi kastrasi dilakukan pada seekor kuda dengan signalemen sebagai berikut:
            Nama hewan              : NN
            Jenis kelamin           : Jantan
            Ras                             : Lokal
            Warna bulu/kulit      : Jeragem
            Umur                          : ≥ 1 tahun
            Berat badan              : 250 kg

Metode Operasi
Pre Operasi
            Pemahaman tentang anatomi dan fisiologi reproduksi jantan serta teknik operasi yang baik dapat mengurangi komplikasi postoperasi. Hewan  yang akan dioperasi harus dalam keadaan sehat. Berdasarkan pemeriksaan fisik, diketahui suhu kuda 37,9 0C, nafas 24x/menit dan jantung 80x/menit. Hasil pemeriksaan kuda dalam keadaan sehat dan layak untuk di katrasi.
            Sebelum operasi dilakukan, perlu disiapkan alat dan bahan yang akan digunaka selama operasi berlangsung. Adapun alat-alat yang digunakan antara lain 1 set alat bedah minor, blade, emaskulator, sarung tangan, jarum, lap, tampon, stetoskop, termometer, spoit, dan ember.
            Bahan-bahan yang digunakan adalah Castran® (acepromazine maleate), Ilium Xylazil-100® (xylazine HCl 10 %), Ketamil inj.® (ketamine 10 %), phenylbutazone, penstrep, alkohol 70%, iodium povodine 10%, tampon, sabun dan aquades.
            Selain alat dan bahan, diperlukan pula sediaan obat sebagai upaya premedikasi. Adapun sediaan obat-obatan yang disiapkan, antara lain:
·      Desinfektan         : alkohol 70%, Iodium povodine 10%
·      Premedikasi         : Acepromazine 2 ml
·      Anaesthetikum    : Ketamin HCl 10% = 1,5 mg/kg x 250 kg = 4 ml
                                                                               100 mg/ml
                                Xylazine HCl 10% = 2 ml/100 mg/kg x 250 kg = 5 ml
                                Maintenance = Xylazin 4 ml + Ketamin 4 ml
·       Antibiotika             : Penstrep® powder
·      Antiinflamasi        : Phenylbutazone 10 ml

            Acepromazine merupakan transquilizer dan dapat berfungsi juga sebagai antiemetik dan antispasmodik (Allen et al. 1993). Sedangkan penggunaan xylazine dapat mengurangi sekresi saliva, peningkatan tekanan darah yang diakibatkan oleh penggunaan ketamin, serta mempunyai pengaruh relaksasi yang baik dan jarang menimbulkan komplikasi klinis (Warren 1983). Efek xylazine akan timbul 10–15 menit setelah injeksi intramuskular, keadaan tidur biasanya berlangsung selama 1–2 jam dengan analgesik yang efektif selama 15–30 menit (Sawyer 1985). Hal ini sesuai dengan pendapat Flecknell (2000), penggunaan xylazine pada kombinasi ketamin-xylazine dapat menekan metabolisme dan kerja jantung sehingga dapat menurunkan frekuensi respirasi dan denyut jantung.

Operasi
Metode kastrasi yang digunakan yaitu penyayatan pada distal scrotum dengan teknik kastrasi berdarah terbuka. Kastrasi dilakukan di lapangan terbuka karena tidak adanya ruang operasi khusus. Tempat yang digunakan diberi alas jerami sehingga kuda tidak mengalami trauma/lecet saat direbahkan, cluster dipasang pada keempat kaki untuk mengaitkan tali yang bertujuan merubuhkan kuda. Castran® (acepromazin maleate) diberikan sebanyak 2 ml yang disuntik secara intravena sebagai pramedikasi. Lima menit kemudian pemberian kombinasi Ketamil inj.® (ketamin HCl) sebanyak 4 ml dan Ilium Xylazil-100® (xylazin HCl) sebanyak 5 ml diinjeksikan secara intravena. Saat kuda mulai teranesthesi perlahan-lahan kuda dirubuhkan. Dosis induksi ditambahkan sebanyak 2 ml ketamin dan 2 ml xylazin karena kuda masih agresif meskipun telah dianestesi. Hal ini disebabkan oleh dosis anesthesi yang diberikan kurang tepat sehingga kuda masih dalam keadaan sadar dan bersifat agresif. Kemudian dosis induksi ke-2 diberikan selang beberapa menit dengan pemberian ketamin 2 ml. Sedangkan dosis induksi ke-3 diberikan xylazin 2 ml. Setelah pemberian dosis induksi yang ke-3, kuda telah teranesthesi sepenuhnya. Jumlah pemberian ketamin sebanyak 8 ml dan xylazin sebanyak 9 ml selama operasi berjalan.
Kuda dibaringkan dengan posisi right lateral recumbency (kuda berbaring ke kanan) dan direstrain dengan menggunakan cluster dan tali longser.  Daerah scrotum dan sekitarnya terlebih dahulu dibersihkan dengan air sabun kemudian didesinfeksi dengan alkohol 70% dan iodine. Operasi dilakukan pada scrotum sebelah kiri terlebih dahulu. Penyayatan dilakukan dengan tipe scrotal yaitu scrotum disayat sepanjang 4-5 cm. Sayatan dimulai dari kulit, tunika dartos, tunika vaginalis dan tunika albugenea. Setelah mencapai tunika vaginalis, dilakukan pengguntingan tunika vaginalis ke arah dorsal untuk melepaskan pertautan tunika vaginalis yang melapisi funiculus spermatikus. Funikulus spermatikus (arteri, vena, syaraf dan vas deferens) di tarik sejauh mungkin dan diikat dengan menggunakan catgut 1/0 dengan simpul mati. Selanjutnya funikulus spermatikus dijepit dengan menggunakan emasculator di bawah ikatan. Testis kemudian dipotong di bawah jepitan emasculator menggunakan scalpel. Emasculator dilepas perlahan dan harus diperhatikan terhadap adanya pendarahan. Bekas sayatan tidak dijahit, hanya  dibilas dengan iodine 10% dan ditaburi Penstrep® powder. Hal yang sama dilakukan pada testis sebelah kanan. 
Selama operasi berlangsung status present kuda terus di amati, untuk memastikan keadaan kuda tetap stabil.  Adapun hasil pengamatan dapat dilihat pada Tabel 1.  Berdasarkan hasil pengamatan, kuda dalam keadaan stabil selama operasi berlangsung meskipun terjadi peningkatan frekuensi nafas pada 10 menit pertama.

Tabel 7.   Hasil Pengamatan Selama Operasi
   Waktu

Parameter
0’
5’
10’
15’
20
25’
Jantung (/menit)
80
84
56
52
56
64
Nafas (/menit)
24
28
28
24
24
26
Temperatur (/menit)
37,9
38,5
37,9
37,8
38,4
37,9

Post Operasi
            Pada post-operasi, dilakukan monitoring terhadap kondisi fisiologis hewan yang meliputi  temperatur, frekuensi nafas, frekuensi jantung, nafsu makan dan minum, defekasi, dan urinasi. Perawatan post operasi meliputi perawatan lokal luka bekas operasi dan pengobatan sistemik hingga luka sembuh. Perawatan luka lokal yang dilakukan adalah kompres dingin, rivanol dan iodine. Menurut Cable (2011) kompres air dingin ditujukan untuk mengurangi bengkak dan membersihkan luka di sekitar sayatan kastrasi. Sedangkan pengobatan sistemik dapat dilakukan dengan antibiotik, antiinflamasi, analgesik dan vitamin jika diperlukan. Pengobatan obat dilakukan minimal 3 hari berturut-turut terhitung sejak hari operasi.


Allen DG et al. 2011. Nasogastric Intubation. [terhubung berkala]  http://www.merckvetmanual.com/mvm/index.jsp?cfile=htm/bc/160803.htm [14 April 2012]
Flecknell P. 2000.Manual of RabbitMedicine and Surgery. British SmallAnimalVeterinary      Association. England.
Sawyer DC. 1985. Anesthetic and Anesthesia Effect. In: Text book of Small Animal

Warren RG. 1983. Small Animal Anaesthesia. Mosby Co. U.S.A.

Comments

Popular Posts